Sejarah MTs Negeri Ciranjang

MTs Negeri Ciranjang didirikan pada tanggal 8 Januari 1983 atau 23 Rabiul Awal 1403H oleh Menteri Agama Bapak H. Alamsyah Ratu Prawirangara dengan nama Madrasah Al Islamiah atau lebih dikenal dengan MTs Teladan Cibanteng Ciranjang dibawah Yayasan GUPPI Kabupaten Cianjur. Pada tahun 1996 berubah menjadi MTs Negeri Ciranjang Cianjur

Jumat, 30 September 2011

MENGINGAT DAN BERSYUKUR ATAS KARUNIA ALLAH SWT

Asep Sugono, S.Pd.I
Pertama-tama marilah kita seluruhnya menghubungkan jiwa dan raga kita kepada Allah SWT pencipta alam seluruhnya dengan cara mengingat dan mensyukuri akan kebesaran Allah SWT. Mengingat akan segala rahmat dan nikmat, atau karunianya, yang selalu dicurahkan kepada mahlukNya, tiap detik siang malam tanpa henti-hentinya. Ketika kita tidur senyenyak-nyenyaknya atau sempat tidak sadarkan diri, allah SWT tetap mengirimkan rahmat-Nya kedalam tubuh kita untuk menggerakan jantung dan paru-paru kita, supaya kita tidak mati. Rahmat Allah SWT yang merupakan zat asam (oksigen) yang kita hirup melalui udara adalah rahmat Allah SWT yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita.

Maka sewajibnya kita memuja dan memuji-Nya dengan sepenuh jiwa dan raga dengan pujian sepenuh langit dan bumi, serta sepenuh ruang antara langit dan bumi.

Setiap kita bernapas, maka kita menghirup 2 liter udara yang mengandung zat asam itu, sedangkan kita bernapas 16 sampai 24 kali dalam semenit selama hidup. Maha Besar engkau ya allah, Maha Terpuji siang dan malam, pagi dan sore.

Sungguh setiap detik dari hidup kita tergantung kepada Rahmat dan nikmat Allah SWT, bukan saja kepada zat asam, air dan makanan, tetapi kepada beribu-ribu Rahmat Allah lainnya. Ribuan Rahmat dimunculkan oleh Allah SWT dari bumi, ribuan pula Allah SWT turunkan dari langit saban detik.

Pantaskah kalau ada manusia yang selalu lupa terhadap Allah ?, Tidak pernah mengingat dan menyebut nama Allah SWT, tak pernah bersyukur dan memuji Allah SWT, tidak beribadah menyembah Allah SWT.

Kesadaran atau hati nurani manusia yang sehat akan berbisik, menjawab pertanyaan tersebut dengan jawaban : tidak pantas .... tidak pantas .... dan tidak pantas ....
Kecuali kesadaran atau hati nurani manusia-manusia yang sudah dirusak oleh Setan atau Iblis, sehingga mereka hanya ingat akan benda-benda kesenangan hidup dunia, lupa sama sekali terhadap Allah SWT yang telah menciptakan semuanya itu.

Padahal Allah SWT telah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman melalui firman-Nya dalam surat al-ahzab ayat 41 yang artinya : "Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah akan Allah sebanyak-banyaknya"

Oleh : Asep Sugono, S.Pd.I
           ( Guru PAI MTs Negeri Ciranjang Cianjur ) 

Rabu, 22 Juni 2011

Mengapa Orang Jujur Bisa Tergusur ?

Ada apa dengan dunia ini ?
Sudah terbalikkah ?, atau sudah menjadi kebiasaan sehingga yang salah seolah-olah benar dan yang benar seolah-olah salah. Hal ini terjadi di negeri ini (Indonesia), yang katanya negeri yang ramah, sopan santun dan negeri yang berbudaya. Bisa kita simak mulai dari rakyat jelata sampai petinggi negeri ini kebiasaan tidak jujur sering kita lihat baik dimedia masa, atau dalam kenyataan yang penulis rasakan. Sesuatu yang aneh apa bila kita jujur, padahal kejujuran merupakan perbuatan yang kita dambakan. Hal ini dapat kita lihat pada kejadian-kejadian dibawah ini contohnya :
Seorang anak SD harus melakukan kebohongan pada saat ujian nasional diselenggarakan di  Surabaya, dan pada saat diungkap oleh orang tuanya, eh.. ternyata malah yang didapat adalah cacian para tetangga dan usiran supaya meninggalkan daerah tersebut, bukan pengungkapan kebenaran.
Seorang mantan petinggi polisi yang kini menjadi anggota dewan yang terhormat di negeri ini, tidak mau menyerahkan istrinya untuk mengungkap suatu kebenaran di KPK, tentang suap menyuap yang dilakukan dalam Deputi Gubernur BI.
Seorang guru dipecat gara-gara dia menggungkap suatu kebohongan pada saat Ujian Nasonal di Sumatra Utara, dengan alasan mencemarkan nama baik lembaga dan dinas terkait.
Seorang anak disuruh berbohong oleh ibunya, kepada tukang kredit pada saat dia datang menagih utang kreditan panci atau rantang, padahal ibunya mumpet di dalam kamar.
Seorang atlet dimudakan umurnya oleh pelatih atau pengurus team olahraga, agar dia bisa masuk suatu pertandingan pada Olimpiade Olahraga, dan kejuaraan olahraga sejenisnya.
Seorang Pembantu dihukum penggal atau dihukum gantung gara-gara dia membela diri karena mau diperkosa majikannya, karena tidak mendapat pembelaan baik dari pengacara maupun Negara.
Banyak lagi kejadian-kejadian sehari-hari yang kita lihat mengenai kebohongan, ketidakjujuran, kemunapikan dan sejenisnya, yang seolah-olah dibiarkan dan nantinya menjadi suatu kebiasaan dan dijadikan suatu kebenaran. Sehingga apabila ada orang yang yang berlaku jujur atau benar, oleh mereka itu merupakan suatu perbuatan yang salah.
Akankah ini dibiarkan ?
Ayo kita lawan, dengan dimulai dengan diri kita sendiri, sudah benarkan perbuatan kita ? Sudah jujurkah kelakuan kita ? 

Allah SWT selalu terjaga, Maha melihat dan Maha mendengar.
Ampunilah segala perbuatan yang telah aku lakukan yang telah menyimpang dari kebenaran dan kejujuran.

Dede Supriyatna, S.Pd.
Guru IPS MTs Negeri Ciranjang 

Selasa, 19 April 2011

ADAKAH PEMIMPIN YANG MERAKYAT ?


Khalifah Umar Bin Khottob gelisah sekali menunggu kabar dari medan perang Qodisiah Iraq. Ia ingin mengetahui jalannya pertempuran tentara Islam melawan tentara persia yang jauh lebih besar jumlahnya dan lebih lengkap persenjataannya. Menurut sebuah riwayat, Umar bahkan setiap hari keluar kota Madinah untuk menyongsong kurir dari medan perang/tempur.
Ketika kurir yang diutus panglima perang Islam Sa’ad bin Abi waqosh muncul, Umar segera menghampiri dan menanyakan ihwal peperangan “kaum musyrikin berhasil ditumpas !” jawab sangkurir singkat sembari mempercepat gerak untanya. Ia ingin segera melapor pada khalifah Umar Bin Khottob.
Terpaksalah Umar berlari lari membuntuti sang kurir hingga masuk kota. Betapa terkejutnya sang kurir ketika banyak orang memberi salam pada Umar dengan menyebut “Amirul Mu’minin”. Mengapa anda tidak menyatakan sejak tadi ?
“Tak apa apa saudaraku, Alloh SWT merahmatimu”.
Sungguh kisah yang mengesankan dari seorang pemimpin sekaliber Umar yang telah menggetarkan seantero Timur Tengah, model pemimpin yang rasanya rada mustahil bisa hadir  di era kini. Keadaan telah berubah dengan segala kompleksitasnya.
Tapi,Kita merindukan figur pemimpin dengan karakteristik Umar,alumni ‘’sekolah’’,yang dibina Rosululloh SAW, Tegas, berani, adil, berwibawa sangat merakyat, selalu berusaha mengetahui, memahami dan mengedepankan kepentingan rakyat[umat].
Watak kepemimpinan seperti Umar-lah kiranya mampu membenahi negeri yang carut marut ini
Pemimpin yang berwatak merakyat bukanlah yang gemar mengatasnamakan rakyat,bukan yang punya banyak slogan tentang rakyat, bukan yang pandai atau gampang melantunkan ‘’janji-janji sorga’’kepada rakyat, bukan yang pandai bersandiwara kalau perlu menderaikan air mata untuk mengambil hati rakyat.
Kita rakyat Indonesia tahun depan, bulan depan, minggu depan atau bahkan hari besok, tidak tertutup kemungkinan ada yang hari ini akan memilih pemimpin yang baru dari mulai  tingkatan RT, RW, KEPALA DESA, BUPATI/WALIKOTA bahkan GUBERNUR.Segala sesuatu tentu perlu persiapan sejak dini.Kita berkepentingan mendapatkan  pemimpin yang ideal .Menjadi tugas kita yang punya komitmen demi kemaslahatan negeri yang mayoritas muslim ini untuk tampil dilingkungan masing-masing sebagai ‘’juru penerang’’. Sebab, umat awam dilapis bawah mudah tertipu oleh kemasan citra seorang tokoh yang dipoles hingga berkilauan penuh pesona, yang bahkan mampu membuat umat tergila gila hingga menumbuhkan fanatisme buta, tapi kita akan gagal sebagai juru penerang jika selama ini terasing dari kehidupan lingkungan masyarakat sekitar. Kita tak akan mampu berbicara dengan bahasa umat jika tak pandai bergaul akrab. Semoga harapan menjadi kenyataan dalam bingkai NKRI yang baldatun toyyibatun warobulgofuur.   
Penulis : Luthfy Ahmad Muslim 
Penulis adalah siswa MTs Negeri Ciranjang Kelas 8D

Selasa, 05 April 2011

SYUKUR NI’MAT

Syukur  merupakan kalimat yang mudah untuk diucapkan, namun susah untuk dilakukan. Hanya orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt yang selalu dapat bersyukur kepada Allah swt.
Syukur nikmat berarti berterima kasih atas pemberian dari Allah swt. Nikmat Allah itu sangat banyak sekali dan tidak mampu manusia untuk menghitungnya.

Orang yang bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan kepadanya hidupnya selalu tenang dan tentram, dia tidak merasa kecewa dengan rizki yang dia terima apa adanya menurut pandangan sebagian orang. Namun dia yakin bahwa semua ini ada hikmahnya.

Allah swt berfirman dalam Al Qur’an surat Ibrahim : 7  
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku amat pedih”

Jabatan apapun itu adalah rizki. Menjadi seniman (penyanyi) banyak undangan kemana-mana sehingga popularitas meningkat pnghasilan berlimpah, itu juga rizki. Tapi tidak sedikit orang yang sudah diberi nikmat jabatan di akhir hidupnya bukannya menikmati dengan enak tetapi  justru harus berpisah dengan orang-orang yang dicintainya, misalnya pisah dengan anak istri bahkan seluruh sanak keluarganya, rumah mewah bak istana raja harus pula ia tinggalkan gara-gara kerupsi artinya tidak menyukuri nikmat Allah.

Tidak sedikit pula seniman atau artis penyanyi dan yang lainnya, mereka tidak menikmati kekayaannya dan ketenarannya berlama-lama karena harus pindah ke rumah tahanan dan berurusan dengan yang berwajib itu gara-gara berbuat yang dilarang oleh agama dan pemerintah artinya tidak mensyukuri nikmat Alloh.Artinya popularitas hancur,kontrak-kotrak banyak dibatalkan. Inilah sebagian gambaran orang-orang yang tidak pernah bersyukur atas nikmat Allah swt. Mudah-mudahan kita termasuk yang senantiasa bersyukur kepada Allah swt. Amiin.

Agus Salim, S.Pd.I
Guru Bidang Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) di MTs Negeri Ciranjang

Rabu, 16 Maret 2011

DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PERILAKU SISWA

Perilaku siswa adalah hal yang sangat komplek untuk dipelajari. Kita percaya bahwa semua perilaku adalah hasil proses pembelajaran yang terus menerus. Pengalaman belajar ini pada akhirnya tertanam dalam memori dan outputnya dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian ada dua pengertian penting yang bisa kita dapat dari perilaku yaitu :
    1.    Pengalaman-pengalaman yang kita alami sebelumnya dalam memecahkan sebuah masalah.
     2.    Campuran olahan kimia terbaru yang ada di otak kita.
Pelajar mungkin tidak punya keinginan utuk merubah pola dalam berprilaku di karenakan hal tesebut tidak cocok dengan apa yang dipandang baik oleh guru.
Lebih lanjut mereka yang ingin merubah perilaku namun kadang terperangkap oleh respon mereka terhadap hal yang sudah mereka alami.
Ada beberapa zat kimia yang ada dalam otak seperti cortisol, adrenalin, dan dopamine yang memainkan peranan penting sebagai pemicu memori. Semua hasil ingatan pengalaman tersebut disimpan didalam bagian otak yang dinamakan Amygdala. Amygdala adalah tempat otak menyimpan episode-episode ingatan kita dalam otak yang berperan dalam menyimpan penerimaan emosi yang banyak sekali.
Untuk mengerti perilaku anak didik yang tidak sesuai aturan di sekolah, kita perlu mengetahui stimulan apa yang menyebabkan kita atau anak dididik berperilaku seperti itu.
Ada bagian-bagian dari otak yang ternyata mendukung hal tersebut. Tetapi pada saat yang sama otak ternyata juga punya mekanisme untuk mengurangi hal tersebut untuk kemudian di rubah menjadi hal-hal yang membantu kita dalam bertindak. 
Perkembangan gaya hidup masyarakat dan semakin berkembangnya jaman ke arah yang modern mengakibatkan terjadinya perubahan perilaku yang terjadi pada  siswa. Namun, secara umum perubahan perilaku siswa yang terjadi saat ini, dapat dikategorikan pada dua kecenderungan besar, yaitu perubahan kearah yang positif dan perubahan ke arah yang negatif.
Perilaku seseorang akan terus mengalami perubahan seiring dengan tahapan waktu yang dilaluinya. Perubahan perilaku di masa bayi sampai dengan remaja masih memerlukan bimbingan dan perhatian. Jika perilaku anak tidak dibina dengan baik maka tujuan untuk memperoleh perilaku yang baik tidak akan berhasil. Karena masa kanak-kanak hingga remaja merupakan masa transisi yang sangat rentan terhadap pembentukan perilaku seseorang.
Perilaku yang baik merupakan hasil yang diperoleh dari keberhasilan bimbingan orang tua atau guru terhadap anak atau siswanya. Selain itu, perilaku yang baik dapat pula dihasilkan akibat tauladan yang baik dari orang tua atau gurunya. Sedangkan perilaku yang buruk tidak lepas dari pengaruh kurangnya perhatian atau bimbingan orang tua dan guru sehingga anak menjadikan lingkungan sebagai guru untuk berperilaku. Salah satu lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku anak atau siswa adalah teknologi komunikasi.
Dewasa ini, pekembangan remaja menuju kedalam kedewasaan tidaklah berjalan dengan lancar dikarenakan mengalami banyak rintangan, salah satunya adalah kemajuan teknologi komunikasi yang begitu pesat dalam menyongsong era globalisasi, oleh karena itu manusia saat ini menggunakan teknologi komunikasi sebagai alat kebutuhan hidup yang tidak bisa di pisahkan. Teknologi yang banyak digunakan saat ini adalah   televisi, handphone, computer, Play Station, I-Pad, sosial network dan lain-lain.
Gambaran perilaku siswa yang timbul diakibatkan oleh adanya pengaruh teknologi komunikasi sangatlah bervariasi mulai dari perubahan life style, adat istiadat, sampai cara-cara bersikap dan bertutur kata dalam kehidupan. Jika dicontohkan untuk kalangan siswa sebagai bagian dari masyarakat yang bisa mengikuti arus pergaulan modernisasi yang tidak baik bisa mengkibatkan siswa tersebut mengalami perubahan yang tidak baik seperti cara berpakaian, bergaul, bersikap, bertuturkata, bermain, dan sebagainya.
Karena itulah, guru sebagai agent of change mempunyai peranan strategis dalam mendesain strategi pembelajaran untuk membentuk siswa yang anggun dalam moralitas dan unggul dalam intelektualitas.

      Erick Kemal Fuad, S.Pd, M.MPd. *)

*) Penulis adalah guru Bahasa Inggris di MTs Negeri Ciranjang

Selasa, 15 Maret 2011

Patriotisme Bangsa dalam Narrative Genre

E Elis Aisah
Sejarah sebuah bangsa sangat tergantung kepada siapa yang mengisi ingatan masyarakat. Nilai-nilai perjuangan sebuah bangsa adalah nilai-nilai yang tidak bebas dari nilai karena memiliki tujuan yang merepresentasikan keinginan dan cita-cita dari pelaku dan pembuat sejarah.
Kesadaran akan kekuatan dari pentingnya mengisi ingatan masyarakat dan menanamkan nilai-nilai patriotism kebangsaan telah menjadikan Soeharto sebagai tokoh sentral sejarah masa lalu bangsa Indonesia walaupun fakta sejarah menafikannya. Beliau pada saat berkuasa mengerti betul kekuatan bahasa sebagai perwakilan tidak hanya pesan namun juga mewakili unsur ideasional dan interpersonal.
Sebutlah film-film Temon, Janur Kuning, dan Penumpasan G.30S/PKI yang sering diputar ketika menghadapi momen-momen sejarah bangsa menjadi narasi yang sangat dinantikan pada waktu itu dan telah berhasil menggetarkan semnagat masyarakat pada masanya. 
Namun, terlepas dari doktrinasi yang ditanamkan, apa yang Soeharto pernah lakukan kiranya harus menjadi sebuah inspirasi bagi pelaku sejarah, ahli sejarah para penulis bahkan para guru bahasa untuk menarasikan kembali semangat-semangat nasionalisme yang sesuai dengan fakta dalam berbagai bahasa yang dipelajari generasi baru (baca: Siswa).
Terlebih lagi, pembelajaran bahasa inggris yang menekankan pada genre, keberadaan teks narasi bertemakan semangat nasionalisme sangat diperlukan. Hal ini diperlukan untuk mencegah distorsi kebudayaan dan pengikisan semangat nasionalisme keindonesiaan dalam maraknya internasionalisi pendidikan.
Perlu diingat bahawa dalam pendekatan genre, mengadopi pendekatan fungsional, bahasa diartikan sebagai alat menegosiasi makna dalam proses interaksi yang sangat sensitive terhadap konteks budaya dan situasi (Lihat Halliday, 2004; Eggins, 2004). Sedangkan belajar dimaknai sebagai proses membuat makna dan pengalaman baru yang dibentuk secara bersama-sama dalam proses interaksi antara murid (termasuk didalamnya pengetahuan terdahulu mereka), guru, dan sumber-sumber aktifitas sosial dalam interaksi sosial masyarakat (Lihat Emmitte & Pullock, 1995; Christie, 2004).
Dengan memahami paradigm pendekatan tersebut, adalah keniscayaan jika guru dalam mengajarkan bahasa Inggris menanamkan semangat kepahlawanan bangsa Indonesia dalam teks-teks yang mereka pilih dan buat sebagai model acuan pembelajaran. Teks-teks narasi yang sering kita temukan di buku sumber hanya memfokuskan diri terhadap unsur imaginasi yang kurang menyentuh ranah konteks sosial, kontek budaya dan kedewasaan siswa.
Terlebih lagi sebuah teks narasi yang baik harus mengandung unsur koda–kesimpulan dari sebuah cerita yang dapat disarikan dalam kehidupan (Christie, 2009 dalam sebuah Seminar), maka menghadirkan teks narasi sejarah bangsa sendiri akan memberikan beberapa manfaat yakni memberikan contoh yang real dalam memperjuangkan kehidupan, mewariskan semangat kepahlawanan dan memberikan pemahaman bahwa bahasa memiliki keterkaitan kontekstual dengan situasi khususnya dalam sejarah nasional.
Adalah perjuangan besar kita sebagai guru bahasa Inggris untuk menarasikan dan mendiskusikan tokoh perjuangan Putra Sang Pajar “Soekarno” ketika menjalani masa kecil, Soewardi Soeryaningrat ketika menuliskan “Als ik eens Nederlander was”, Muhammah Hatta ketika hidup dipengasingan, perjuangan Bung Tomo sebelum moment 10 November atau perjuangan tokoh Raden Aria Wirata Nudatar membebaskan Tatar Sunda dari Kompeni. Menghadirkan tokoh perjuangan negeri ini mutlak diperlukan untuk memberikan identitas bahwa bangsa ini juga memiliki para pejuang yang ditakuti bangsa lain. Juga sebagai pernyataan sikap bahwa perjuangan melepaskan belenggu yang menghalangi majunya bangsa ini dalam percaturan dunia masih terus akan bergaung selama ruh sejarah perjuangan masih tetap membara dalam dada.
(Terima kasih tak terhingga pada Dosen Sastra yang telah membakar semangat dal
am kuliah kami tanggal 30 Oktober 2009).


* Penulis adalah Guru Bahasa Inggris di MTs. Negeri Ciranjang dan Mahasiswa SPS UPI).


Eneng Elis Aisah*

Jumat, 11 Maret 2011

Manusia Sebagai Makhluk Mulia




Pertama dan yang paling utama mari kita panjatkan puji kepada Alloh Dzat Illahi Robbi, puja kepada Alloh Dzat Azza Wajalla dan syukur kepada Alloh Robbul Gopur,  yang telah memberikan kesehatan kepada kita sehingga kita diberi kesempatan sejenak untuk taqorrub illaoh pada sela-sela kesibukan kita. Mudah-mudahan yang sejenak ini menjadikan washilah bagi kita untuk senantiasa ada dalam kesehatan keselamatan dan kesuksesan. Amiiiiiiiin
Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada habibana wanabiyyana Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari jurang kegelapan menuju dunia yang  terang benderang . Dan semoga kecintaan kita kepada beliau tetap tumbuh dan berakar dalam  jiwa kita karena ujung dari cinta yang sesungguhnya adalah peningkatan kualitas diri dalam pengamalan ajaran agama yang belaiau bawa.

Pembaca yang dimuliakan Alloh dalam kesempatan ini saya akan berangkat dari  surat Attin ayat;2 yang artinya “Sungguh kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya ﺍﺤﺴﻦﺘﻗﻮﯾﻤ (Ahsani taqwiim) ya’ni     ﻤﺨﻠﻮﻖﻤﻜﺮﻡ    (mahluku mukrimun), yakni makhluk yang mulia
Manusia bisa disebut mulia, dengan ciri-ciri sbb;
1. إﻤﺘﯾﺎﺰﺍﻠﻌﺎﻗﻞ (Imtiyaajul a’kil)   memiliki akal yang lebih dengan makhluk yang lainnya, sehingga kejamnya harimau, kencang nya lari sang kancil dan indahnya terbang burung semua itu dapat dikalahkan oleh manusia yang tanpa  menggunakan sayap, tanpa taring, itu semua hanya dengan menggunakan akal.
2. ﻤﺨﯾﺎﺭ (Mukhoyyarun)  manusia diberi kebebasan memilih, dalam bidang usaha, pasangan hidup, berakhlak termasuk pilihan agama, dan Alloh tidak butuh atas pilihan kita, dan semua pilihan kita akan kembali kepada kita yang memilihnya. Untuk itu tugas kita sebagai pendidik dan sekaligus orang tua  seyogyanya memberi  arahan kepada generasi muda supaya lebih dari kita segalanya, pintarnya, kedudukannya, pamornya, dan imanya. Bukan sebaliknya, generasi setelah kita lebih rendah akhlaknya, kepribadiannya, kesopanannya dan imannya, itu yang seharusnya kita takuti, sebagaimana dalam surat Annisa ayat 9 yang artinya; “Dan hendaklah takut (kepada Alloh) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturuan yang lemah..
3. ﻤﻜﻠﻒ (Mukallafun) orang mukallap, kita sebagai orang yang beriman sepantasnya kita menerima aturan-aturan yang alloh berikan, menerima dengan sepenuh hati melaksanakan dengan kesadaran dan mengamalkan  dalam kehidupan nyata
4.  ﻤﺰﻯ  (Majiyyun) ada perhitungannya,  sebagai manusia berbeda dengn makhluk lainnya, perbuatan kita akan diperhitungkan,  mulai dari baligh, baik dari sikap, ucapan perbuatan dan I’tikad termasuk baik dan buruk, sehingga kamera Rokib dan Atid selalu On . Dan akhir dari video tersebut adalah, mati “terpisahnya jasad dan nyawa” dan setelah itu diperlihatkan dan diperhitungka segala amalan-amalan kita, “Barang siapa yang berbuat kebaikan walau seberat Dzarroh pun niscaya akan ditemukan balasannya, dan barang siapa yang berbuat kejahatan walau seberat dzarrohpun niscaya akan ditemukan balasanya pula".
Pembaca yang saya hormati
Sepantasnya, dan seyognya kita sebagai manusia yang mempunyai kesempurnaan akal, menggunakan potensi akal untuk kebaikan dan kemaslahatan ummat. Kita sebagai makhluk yang diberi kebebasan memilih hendaknya tidak salah memilih terutama berakhlak dan beragama, dan kita sebagai manusia yang mukallap hendaknya kita sadar atas aturan yang Alloh berikan kepada kita sehingga dengan ringan kita bisa menerima, melaksanakan dan mengamalkan, dan kita sebagai manusia yang tahu terimakasih sepantasnya kita selalu bersyukur atas ni'mat yang telah Alloh berikan, dengan menggunakannya sesuai dengan kehendak pemberiNya. Kalau kesemuanya itu tidak diindahkan (tidak menggunakan potensi akal, tidak mensyukuri ni’mat, pilihannya salah /tidak berakidah , maka Alloh akan menurunkan derajat yang mulia itu menjadi makhluk yang serendah-rendahnya lebih rendah dari binatang yang najis sekalipun. Sebagaimana dalam surat Attin ayat 3 yang artinya “ Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendanya.
Ciranjang, 7 Maret 2011
Nuraidah (Guru PAI MTs Negeri Ciranjang)