Sejarah MTs Negeri Ciranjang

MTs Negeri Ciranjang didirikan pada tanggal 8 Januari 1983 atau 23 Rabiul Awal 1403H oleh Menteri Agama Bapak H. Alamsyah Ratu Prawirangara dengan nama Madrasah Al Islamiah atau lebih dikenal dengan MTs Teladan Cibanteng Ciranjang dibawah Yayasan GUPPI Kabupaten Cianjur. Pada tahun 1996 berubah menjadi MTs Negeri Ciranjang Cianjur

Jumat, 11 Maret 2011

Manusia Sebagai Makhluk Mulia




Pertama dan yang paling utama mari kita panjatkan puji kepada Alloh Dzat Illahi Robbi, puja kepada Alloh Dzat Azza Wajalla dan syukur kepada Alloh Robbul Gopur,  yang telah memberikan kesehatan kepada kita sehingga kita diberi kesempatan sejenak untuk taqorrub illaoh pada sela-sela kesibukan kita. Mudah-mudahan yang sejenak ini menjadikan washilah bagi kita untuk senantiasa ada dalam kesehatan keselamatan dan kesuksesan. Amiiiiiiiin
Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada habibana wanabiyyana Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari jurang kegelapan menuju dunia yang  terang benderang . Dan semoga kecintaan kita kepada beliau tetap tumbuh dan berakar dalam  jiwa kita karena ujung dari cinta yang sesungguhnya adalah peningkatan kualitas diri dalam pengamalan ajaran agama yang belaiau bawa.

Pembaca yang dimuliakan Alloh dalam kesempatan ini saya akan berangkat dari  surat Attin ayat;2 yang artinya “Sungguh kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya ﺍﺤﺴﻦﺘﻗﻮﯾﻤ (Ahsani taqwiim) ya’ni     ﻤﺨﻠﻮﻖﻤﻜﺮﻡ    (mahluku mukrimun), yakni makhluk yang mulia
Manusia bisa disebut mulia, dengan ciri-ciri sbb;
1. إﻤﺘﯾﺎﺰﺍﻠﻌﺎﻗﻞ (Imtiyaajul a’kil)   memiliki akal yang lebih dengan makhluk yang lainnya, sehingga kejamnya harimau, kencang nya lari sang kancil dan indahnya terbang burung semua itu dapat dikalahkan oleh manusia yang tanpa  menggunakan sayap, tanpa taring, itu semua hanya dengan menggunakan akal.
2. ﻤﺨﯾﺎﺭ (Mukhoyyarun)  manusia diberi kebebasan memilih, dalam bidang usaha, pasangan hidup, berakhlak termasuk pilihan agama, dan Alloh tidak butuh atas pilihan kita, dan semua pilihan kita akan kembali kepada kita yang memilihnya. Untuk itu tugas kita sebagai pendidik dan sekaligus orang tua  seyogyanya memberi  arahan kepada generasi muda supaya lebih dari kita segalanya, pintarnya, kedudukannya, pamornya, dan imanya. Bukan sebaliknya, generasi setelah kita lebih rendah akhlaknya, kepribadiannya, kesopanannya dan imannya, itu yang seharusnya kita takuti, sebagaimana dalam surat Annisa ayat 9 yang artinya; “Dan hendaklah takut (kepada Alloh) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturuan yang lemah..
3. ﻤﻜﻠﻒ (Mukallafun) orang mukallap, kita sebagai orang yang beriman sepantasnya kita menerima aturan-aturan yang alloh berikan, menerima dengan sepenuh hati melaksanakan dengan kesadaran dan mengamalkan  dalam kehidupan nyata
4.  ﻤﺰﻯ  (Majiyyun) ada perhitungannya,  sebagai manusia berbeda dengn makhluk lainnya, perbuatan kita akan diperhitungkan,  mulai dari baligh, baik dari sikap, ucapan perbuatan dan I’tikad termasuk baik dan buruk, sehingga kamera Rokib dan Atid selalu On . Dan akhir dari video tersebut adalah, mati “terpisahnya jasad dan nyawa” dan setelah itu diperlihatkan dan diperhitungka segala amalan-amalan kita, “Barang siapa yang berbuat kebaikan walau seberat Dzarroh pun niscaya akan ditemukan balasannya, dan barang siapa yang berbuat kejahatan walau seberat dzarrohpun niscaya akan ditemukan balasanya pula".
Pembaca yang saya hormati
Sepantasnya, dan seyognya kita sebagai manusia yang mempunyai kesempurnaan akal, menggunakan potensi akal untuk kebaikan dan kemaslahatan ummat. Kita sebagai makhluk yang diberi kebebasan memilih hendaknya tidak salah memilih terutama berakhlak dan beragama, dan kita sebagai manusia yang mukallap hendaknya kita sadar atas aturan yang Alloh berikan kepada kita sehingga dengan ringan kita bisa menerima, melaksanakan dan mengamalkan, dan kita sebagai manusia yang tahu terimakasih sepantasnya kita selalu bersyukur atas ni'mat yang telah Alloh berikan, dengan menggunakannya sesuai dengan kehendak pemberiNya. Kalau kesemuanya itu tidak diindahkan (tidak menggunakan potensi akal, tidak mensyukuri ni’mat, pilihannya salah /tidak berakidah , maka Alloh akan menurunkan derajat yang mulia itu menjadi makhluk yang serendah-rendahnya lebih rendah dari binatang yang najis sekalipun. Sebagaimana dalam surat Attin ayat 3 yang artinya “ Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendanya.
Ciranjang, 7 Maret 2011
Nuraidah (Guru PAI MTs Negeri Ciranjang)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar