Sejarah MTs Negeri Ciranjang

MTs Negeri Ciranjang didirikan pada tanggal 8 Januari 1983 atau 23 Rabiul Awal 1403H oleh Menteri Agama Bapak H. Alamsyah Ratu Prawirangara dengan nama Madrasah Al Islamiah atau lebih dikenal dengan MTs Teladan Cibanteng Ciranjang dibawah Yayasan GUPPI Kabupaten Cianjur. Pada tahun 1996 berubah menjadi MTs Negeri Ciranjang Cianjur

Selasa, 19 April 2011

ADAKAH PEMIMPIN YANG MERAKYAT ?


Khalifah Umar Bin Khottob gelisah sekali menunggu kabar dari medan perang Qodisiah Iraq. Ia ingin mengetahui jalannya pertempuran tentara Islam melawan tentara persia yang jauh lebih besar jumlahnya dan lebih lengkap persenjataannya. Menurut sebuah riwayat, Umar bahkan setiap hari keluar kota Madinah untuk menyongsong kurir dari medan perang/tempur.
Ketika kurir yang diutus panglima perang Islam Sa’ad bin Abi waqosh muncul, Umar segera menghampiri dan menanyakan ihwal peperangan “kaum musyrikin berhasil ditumpas !” jawab sangkurir singkat sembari mempercepat gerak untanya. Ia ingin segera melapor pada khalifah Umar Bin Khottob.
Terpaksalah Umar berlari lari membuntuti sang kurir hingga masuk kota. Betapa terkejutnya sang kurir ketika banyak orang memberi salam pada Umar dengan menyebut “Amirul Mu’minin”. Mengapa anda tidak menyatakan sejak tadi ?
“Tak apa apa saudaraku, Alloh SWT merahmatimu”.
Sungguh kisah yang mengesankan dari seorang pemimpin sekaliber Umar yang telah menggetarkan seantero Timur Tengah, model pemimpin yang rasanya rada mustahil bisa hadir  di era kini. Keadaan telah berubah dengan segala kompleksitasnya.
Tapi,Kita merindukan figur pemimpin dengan karakteristik Umar,alumni ‘’sekolah’’,yang dibina Rosululloh SAW, Tegas, berani, adil, berwibawa sangat merakyat, selalu berusaha mengetahui, memahami dan mengedepankan kepentingan rakyat[umat].
Watak kepemimpinan seperti Umar-lah kiranya mampu membenahi negeri yang carut marut ini
Pemimpin yang berwatak merakyat bukanlah yang gemar mengatasnamakan rakyat,bukan yang punya banyak slogan tentang rakyat, bukan yang pandai atau gampang melantunkan ‘’janji-janji sorga’’kepada rakyat, bukan yang pandai bersandiwara kalau perlu menderaikan air mata untuk mengambil hati rakyat.
Kita rakyat Indonesia tahun depan, bulan depan, minggu depan atau bahkan hari besok, tidak tertutup kemungkinan ada yang hari ini akan memilih pemimpin yang baru dari mulai  tingkatan RT, RW, KEPALA DESA, BUPATI/WALIKOTA bahkan GUBERNUR.Segala sesuatu tentu perlu persiapan sejak dini.Kita berkepentingan mendapatkan  pemimpin yang ideal .Menjadi tugas kita yang punya komitmen demi kemaslahatan negeri yang mayoritas muslim ini untuk tampil dilingkungan masing-masing sebagai ‘’juru penerang’’. Sebab, umat awam dilapis bawah mudah tertipu oleh kemasan citra seorang tokoh yang dipoles hingga berkilauan penuh pesona, yang bahkan mampu membuat umat tergila gila hingga menumbuhkan fanatisme buta, tapi kita akan gagal sebagai juru penerang jika selama ini terasing dari kehidupan lingkungan masyarakat sekitar. Kita tak akan mampu berbicara dengan bahasa umat jika tak pandai bergaul akrab. Semoga harapan menjadi kenyataan dalam bingkai NKRI yang baldatun toyyibatun warobulgofuur.   
Penulis : Luthfy Ahmad Muslim 
Penulis adalah siswa MTs Negeri Ciranjang Kelas 8D

Selasa, 05 April 2011

SYUKUR NI’MAT

Syukur  merupakan kalimat yang mudah untuk diucapkan, namun susah untuk dilakukan. Hanya orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt yang selalu dapat bersyukur kepada Allah swt.
Syukur nikmat berarti berterima kasih atas pemberian dari Allah swt. Nikmat Allah itu sangat banyak sekali dan tidak mampu manusia untuk menghitungnya.

Orang yang bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan kepadanya hidupnya selalu tenang dan tentram, dia tidak merasa kecewa dengan rizki yang dia terima apa adanya menurut pandangan sebagian orang. Namun dia yakin bahwa semua ini ada hikmahnya.

Allah swt berfirman dalam Al Qur’an surat Ibrahim : 7  
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku amat pedih”

Jabatan apapun itu adalah rizki. Menjadi seniman (penyanyi) banyak undangan kemana-mana sehingga popularitas meningkat pnghasilan berlimpah, itu juga rizki. Tapi tidak sedikit orang yang sudah diberi nikmat jabatan di akhir hidupnya bukannya menikmati dengan enak tetapi  justru harus berpisah dengan orang-orang yang dicintainya, misalnya pisah dengan anak istri bahkan seluruh sanak keluarganya, rumah mewah bak istana raja harus pula ia tinggalkan gara-gara kerupsi artinya tidak menyukuri nikmat Allah.

Tidak sedikit pula seniman atau artis penyanyi dan yang lainnya, mereka tidak menikmati kekayaannya dan ketenarannya berlama-lama karena harus pindah ke rumah tahanan dan berurusan dengan yang berwajib itu gara-gara berbuat yang dilarang oleh agama dan pemerintah artinya tidak mensyukuri nikmat Alloh.Artinya popularitas hancur,kontrak-kotrak banyak dibatalkan. Inilah sebagian gambaran orang-orang yang tidak pernah bersyukur atas nikmat Allah swt. Mudah-mudahan kita termasuk yang senantiasa bersyukur kepada Allah swt. Amiin.

Agus Salim, S.Pd.I
Guru Bidang Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) di MTs Negeri Ciranjang